Senin, 15 Agustus 2011

Keris Dhapur Karna Tinanding Pudhak Setegal








[FRS 27] Keris lurus dhapur Karna Tinanding Pudhak Setegal pamor Kelengan, estimasi tangguh Sumenep Madura abad XX, panjang 35cm, berat 200 gram, warangka Kapakan Bali kayu Areng Pelet, danganan Ganesha kayu Areng.

Dhapur Karna Tinanding (bahasa Indonesia: Karna yang sedang berperang tanding dengan Arjuna, saudaranya sendiri seperti yang dikisahkan dalam Mahabharata) adalah dhapur ekris yang cukup populer dengan tiga versi. Koleksi saya di atas adalah versi yang menggunakan sogokan rangkap, sraweyan, wadidang, lambe gajah, serta kembang kacang di depan dan di belakang. Pudhak Sategal adalah bagian keris di atas sor-soran dengan bentuk kelopak bunga dan ujungnya runcing. Posisinya tergantung kreativitas sang empu; ada yang sejajar dan ada pula yang lebih tinggi satu sama lainnya. Pudhak Sategal dala bilah koleksi saya diatas memiliki bentuk sejajar di kanan kiri serta berada beberapa centimeter di atas sor-soran.

Bilahnya sendiri merupakan buatan baru dengan bahan pusaka lama yang didaur ulang oleh seorang empu di Sumenep, Madura. Untuk warangka dan danganan, saya memesannya kepada seorang pengrajin di Tampak Siring, Bali. Bilah buatan Bali sendiri sulit untuk bisa ditemukan dan rata-rata memang buatan Madura. Meski panjang bilah koleksi saya relatif lebih pendek dari bilah keris Bali yang rata-rata 42-45cm, namun dengan pembuatan warangka dan pemilihan danganan yang cermat maka jadilah sebuah koleksi yang kreatif dan proporsional.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar